Berdirinya TK Santo Bernardus Madiun tidak terlepas dari kehadiran para Suster Ursulin di Madiun pada tanggal 17 Juli 1914. Dalam kondisi finansial yang tidak mendukung dan hanya berbekal keyakinan akan karya Tuhan dan komitmen sebelumnya, Sr Ursulin mengambil langkah berani. Mereka menanamkan tonggak sejarah pendidikan di Madiun. Mereka mendirikan Frobelschool (TK), membuka E.L.S Europeesche Large School/SR berbahasa Belanda) dan H.I.S (Hollandsche Inlandsche School/SR berbahasa Jawa, Sekolah Rendah untuk pribumi).
Taman Kanak-Kanak dengan 6 murid pertama baru terwujud sebulan setelahnya. Dengan keyakinan yang penuh, mereka berhasil mematahkan tantangan serta meraih mimpi, dan hasilnya dalam waktu singkat keyakinan itu mempengaruhi masyarakat Madiun yang berbondong-bondong memasukkan anaknya bersekolah di sekolah Ursulin. Tahun 1914 para Suster membuka TK untuk anak Belanda, dan tahun 1922 membuka pula TK untuk anak Jawa / Pribumi.
Karya para Suster Ursulin di Madiun berawal dari undangan Rm. B. Scheitas, untuk membantu mengurus anak-anak yatim piatu yang beliau kumpulkan bersama dengan dua orang ibu yaitu :Ny. Ch. Van Zwietten dan Ny. B. D. Hanens. Enam suster diutus untuk memulai karya perutusan di kota madiun. Keenam Suster itu yakni : Sr. Agnes Cohill, Sr. Edmunda Hafkenscheial, Sr. Susanne Sandrets, Sr. Josepha Wilberts, dan Sr. Paula Leefers.
Tanpa sadar suster Ursulin membuktikan kalimat bijak berikut ini “Tantangan perjuangan menjadi kehilangan arti dan bukankah mimpi selalu bermula dari ketiadaan ?” Jika hanya mengandalkan semua serba tersedia dan akan bertindak jika semua kondusif, mungkin sekolah Santo Bernardus tidak akan pernah berdiri dan berhasil merebut hati masyarakat seperti sekarang ini.
Dalam perkembangannya dengan usia yang semakin dewasa, Kampus Santo Bernardus tetap berpegang pada tujuan dan misinya. Mantap dalam penampilan, baik dari segi edukatif maupun sarana prasaranannya yang terus dilengkapi dan dipercantik sehingga memungkinkan suatu lingkungan bermain dan belajar yang nyaman, menyejukkan dan menyenangkan bagi para siswa dengan ditunjang tenaga-tenaga edukatif yang memiliki kemampuan dan skill yang memadai serta selalu berpegang pada semangat “SERVIAM” (Saya Mengabdi). Dengan doa kita bersama, semoga TK Santo Bernardus tetap mampu mempertahankan eksistensinya dan tetap jaya sepanjang abad.
